PEMANFAATAN ICT DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat,
seiring juga berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi informasi dan
komunikasi. Dalam pembelajaran matematika, teknologi informasi dan komunikasi
dimanfaatkan untuk memperjelas dan mempermudah proses pembelajaran secara
efektif dan efisien. Ada sejumlah materi pelajaran yang bila disampaikan secara
konvensional sulit dipahami peserta didik. Contohnya, materi Dimensi
Tiga (dianggap sukar karena dijelaskan dengan media dua dimensi di papan tulis
biasa), kini dapat ditampilkan dengan jelas dan komunikatif dengan program
komputer seperti Power Point, Macromedia Flash, atau aplikasi yang lebih
spesifik seperti program wingeom yang menyajikan trigonometri menjadi lebih menarik
bagi peserta didik .
Namun materi pelajaran tersebut dapat lebih mudah
diterima dan dikuasai oleh siswa jika guru mampu menyajikannya melalui media
komunikatif dan mudah ditangkap oleh peserta didik . Kegiatan
pembelajaran matematika yang efektif dan efisien memerlukan suatu media yang
mendukung penyerapan informasi sebanyak-banyaknya. Sajian audio visual
atau lebih dikenal dengan sebutan multimedia visualisasi (ICT) berkembang dalam
bentuk gambar bergerak (animasi) yang dapat ditambahkan suara (audio) sehingga
peserta didik pun lebih aktif dalam keterlibatannya selama proses belajar,
sehingga tujuan pembelajaran pun tercapai dengan maksimal. Dengan kata lain,
pembelajaran berbantuan ICT atau lebih tepatnya komputer, diharapkan
mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyediakan opsi yang mampu
menstimulasi pembelajar untuk menggunakan kemampuan kognitifnya secara
maksimal.
Komputer mempunyai prinsip GIGO (Gold In Gold Out
dan Garbage In Garbage Out), maka pemanfaatannya sangat tergantung pada guru
sebagai faslilitator dalam merancang komputer sebagai media pembelajaran
matematika. Akan tetapi tidak semua materi pelajaran matematika dalam kurikulum
dapat disajikan dalam komputer, tetapi setidaknya terdapat media komputer
sebagai alternatif baru untuk menunjang pembelajaran matematika.
Guru sebagai fasilitator perlu memahami bahwa media
komputer bukan alat untuk membantu peserta didik menyelesaikan
soal-soal matematika seperti halnya penggunaan kalkulator untuk mempercepat
proses perhitungan. Penggunaan komputer hanyalah untuk membantu peserta
didik dalam memahami konsep matematika, sedangkan penyelesaian soal
tetap diserahkan pada kemampuan peserta didik
.
Teknis penggunaan komputer sebagai media
pembelajaran ini bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu tiap satu atau dua siswa
memegang satu komputer yang softwarenya telah disiapkan oleh guru dan proses
pembelajarannya dilakukan dalam laboratorium komputer. Cara kedua adalah
menggunakan projektor LCD yang mampu rnemproyeksikan tampilan pada monitor
komputer ke layar dengan perbesaran yang bisa diatur. Dari kedua cara tersebut
tampak bahwa cara kedua akan lebih mencapai sasaran karena perhatian siswa
lebih fokus pada yang disajikan melalui projektor LCD. Jika peserta
didik memegang komputer sendiri, ada kemungkinan siswa akan
bermain-main sendiri, tidak fokus pada materi pelajaran atau malah menganggap
pelajaran matematika tersebut sebagai pelajaran komputer.
Dalam kaitannya dengan aplikasi komputer di bidang
instruksional (pengajaran), Robert Taylor membagi pengunaan komputer
kedalam tiga kategori “tutor, tool, dan tutee”(picciano, 1998) :
1. Komputer sebagai Tutor (tutor
aplications )
Pada
umumnya program-program komputer ini akan memberikan/ menyediakan beberapa
informasi atau materi, latihan, dan evaluasi. Dalam kategori komputer sebagai
tutor ini terbagi menjadi empat subkategori yaitu :
a. Tutorial
b. Latihan ( drill and practice)
c. Simulasi
d. Permainan dan pemecahan masalah ( game and problem solving)
2. Komputer sebagai alat (tools
aplications)
Dalam kategori ini, komputer digunakan untuk membantu atau melakukan tindakan
sebagai sebuah alat di dalam kegiatan pembelajaran. Maksudnya, kompouter
sebagai alat bantu dalam proses kegiatan belajar mengajar matematika. Contoh
software yang digunakan Cabri, Microsoft Math, Maple, GeoGebra dll.
3. Komputer sebagai tutee (
tutee aplications)
Dalam kategori ini, komputer itu sendiri yang menjadi fokus dari pembelajaran
karena disini siswa ataupun guru harus mempelajari bahasa pemrograman. Contoh
bahasa pemrograman yang biasa digunakan adalah seperti BASIC, Pascal, Delphi,
Macromedia Flash, dan sebagainya.
Dengan semakin berkembangnya hardware dan software
dalam komputer sehingga menghasilkan software yang berhubungan dengan
pembelajaran matematika seperti Cabri, Geogebra, Graphmatica, X Draw3,
Mathaid College Algebra, Precalculus Solved, Math Mecanixs, Microsoft
Math, Maple, dan masih banyak lagi.
Namun dalam penggunaan media pembelajaran ini
banyak ditemukan kendala seperti masih banyaknya guru menganggap penggunaan
media itu terlalu repot, Media itu canggih dan mahal, masih banyak guru yang
belum bisa menggunakan aplikasi tersebut, dll.
Ada beberapa keuntungan dan kelebihan dari
pembelajaran dengan berbantuan ICT ini yaitu antara lain :
Kelebihan
:
ü Pembelajaran
berbantuan ICT dapat meningkatkan motivasi siswa, hal ini dapat dilihat dari
antusias
siswa ketika belajar dengan multimedia.
siswa ketika belajar dengan multimedia.
ü Pembelajaran
matematika berbantuan ICT lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan afektif dan
kognitif
siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvesional.
ü Penggunakan
projektor LCD sebagai salah satu perangkat komputer akan lebih mencapai sasaran
karena perhatian siswa lebih fokus pada yang disajikan melalui projektor LCD.
karena perhatian siswa lebih fokus pada yang disajikan melalui projektor LCD.
ü Siswa
dapat mempelajari software di rumah dengan menginstalnya terlebih dahulu.
Kekurangan :
Ø Ketika
guru menjelaskan pembelajaran matematika dengan ICT terkadang ada peserta
didik yang malah
asik menggunakan software tersebut bahkan hanya untuk di buat
main-main.
Ø Masih
ada beberapa guru yang belum paham dan mengerti cara penggunaan teknologi atau
software
matematika yang diajarkannya sesuai dengan materi ajar.
Ø Kurang
tepatnya media pembelajaran yang digunakan oleh guru/pengajar peserta didik.
Ø Kurangnya
persediaan teknologi yang mengakibatkan para peserta didik tidak dapat
menggunakan ICT
tersebut.
Ø Pembelajaran
dengan berbantuan ICT ,terutama pada lembar kerja siswa dilaboratorium komputer
membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan media.
Berdasarkan pembahasan di atas serta uraian
sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
o E-learning menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai alat;
dengan tujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas,
transparansi,akuntabilitas, dan kenyamanan belajar; dengan obyeknya adalah
layanan pembelajaranyang lebih baik, menarik, interaktif, dan atraktif. Hasil
akhir yang diharapkan adalahpeningkatan prestasi dan kecakapan akademik peserta
didik serta pengurangan biaya,waktu, dan tenaga untuk proses pembelajaran.
o Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pengajaran matematika sangat diperlukan oleh para tenaga
pendidik khususnya bidang studi matematika untuk mempermudah penyampaian
materi kepada peserta didik, dan memberikan hasil yang lebih akurat,
cepat, serta dapat divisualisasikan, sehingga menarik perhatian dan
minat peserta didik dalam belajar.
o Dapat mengembangkan kompetensi guru di
bidang ICT.
o Mengembangkan ICT dengan belajar
mandiri, kreatif dan inovatif pada peserta didik.
Kesimpulan secara keseluruhan dari hasil penelitian
matematika berbantuan ICT maka hasil ketercapaian siswa lebih baik dibandingkan
ketercapaian peserta didik dengan pembelajaran tanpa berbantuan ICT. Demikian
juga dengan minat dan sikap peserta didik baik terhadap
pelajaran matematika, proses pembelajarannya ,maupun hal lain yang berhubungan
dengan matematika ,maupun proses pembelajarannnya.
Sumber :