Sabtu, 28 September 2013

Aplikasi Komputer-Review Jurnal Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran Matematika




PEMANFAATAN ICT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, seiring juga berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi informasi dan komunikasi. Dalam pembelajaran matematika, teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan untuk memperjelas dan mempermudah proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Ada sejumlah materi pelajaran yang bila disampaikan secara konvensional sulit dipahami  peserta didik. Contohnya, materi Dimensi Tiga (dianggap sukar karena dijelaskan dengan media dua dimensi di papan tulis biasa), kini dapat ditampilkan dengan jelas dan komunikatif dengan program komputer seperti Power Point, Macromedia Flash, atau aplikasi yang lebih spesifik seperti program wingeom yang menyajikan trigonometri menjadi lebih menarik bagi  peserta didik .

Namun materi pelajaran tersebut dapat lebih mudah diterima dan dikuasai oleh siswa jika guru mampu menyajikannya melalui media komunikatif dan mudah ditangkap oleh  peserta didik . Kegiatan pembelajaran matematika yang efektif dan efisien memerlukan suatu media yang mendukung penyerapan informasi sebanyak-banyaknya. Sajian audio visual atau lebih dikenal dengan sebutan multimedia visualisasi (ICT) berkembang dalam bentuk gambar bergerak (animasi) yang dapat ditambahkan suara (audio) sehingga peserta didik pun lebih aktif dalam keterlibatannya selama proses belajar, sehingga tujuan pembelajaran pun tercapai dengan maksimal. Dengan kata lain, pembelajaran berbantuan ICT atau lebih tepatnya komputer,  diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyediakan opsi yang mampu menstimulasi pembelajar untuk menggunakan kemampuan kognitifnya secara maksimal.

Komputer mempunyai prinsip GIGO (Gold In Gold Out dan Garbage In Garbage Out), maka pemanfaatannya sangat tergantung pada guru sebagai faslilitator dalam merancang komputer sebagai media pembelajaran matematika. Akan tetapi tidak semua materi pelajaran matematika dalam kurikulum dapat disajikan dalam komputer, tetapi setidaknya terdapat media komputer sebagai alternatif baru untuk menunjang pembelajaran matematika.

Guru sebagai fasilitator perlu memahami bahwa media komputer bukan alat untuk membantu  peserta didik menyelesaikan soal-soal matematika seperti halnya penggunaan kalkulator untuk mempercepat proses perhitungan. Penggunaan komputer hanyalah untuk membantu  peserta didik  dalam memahami konsep matematika, sedangkan penyelesaian soal tetap diserahkan pada kemampuan peserta didik 
.
Teknis penggunaan komputer sebagai media pembelajaran ini bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu tiap satu atau dua siswa memegang satu komputer yang softwarenya telah disiapkan oleh guru dan proses pembelajarannya dilakukan dalam laboratorium komputer. Cara kedua adalah menggunakan projektor LCD yang mampu rnemproyeksikan tampilan pada monitor komputer ke layar dengan perbesaran yang bisa diatur. Dari kedua cara tersebut tampak bahwa cara kedua akan lebih mencapai sasaran karena perhatian siswa lebih fokus pada yang disajikan melalui projektor LCD. Jika  peserta didik  memegang komputer sendiri, ada kemungkinan siswa akan bermain-main sendiri, tidak fokus pada materi pelajaran atau malah menganggap pelajaran matematika tersebut sebagai pelajaran komputer.

Dalam kaitannya dengan aplikasi komputer di bidang instruksional (pengajaran), Robert Taylor membagi pengunaan komputer kedalam tiga kategori “tutor, tool, dan tutee”(picciano, 1998) :

1.      Komputer sebagai Tutor (tutor aplications )

Pada umumnya program-program komputer ini akan memberikan/ menyediakan beberapa informasi atau materi, latihan, dan evaluasi. Dalam kategori komputer sebagai tutor ini terbagi menjadi empat subkategori yaitu :

a. Tutorial
b. Latihan ( drill and practice)
c. Simulasi
d. Permainan dan pemecahan masalah ( game and problem solving)


2.      Komputer sebagai alat (tools aplications)

      Dalam kategori ini, komputer digunakan untuk membantu atau melakukan tindakan sebagai sebuah alat di dalam kegiatan pembelajaran. Maksudnya, kompouter sebagai alat bantu dalam proses kegiatan belajar mengajar matematika. Contoh software yang digunakan Cabri, Microsoft Math, Maple, GeoGebra dll.


3.      Komputer sebagai tutee ( tutee aplications)

      Dalam kategori ini, komputer itu sendiri yang menjadi fokus dari pembelajaran karena disini siswa ataupun guru harus mempelajari bahasa pemrograman. Contoh bahasa pemrograman yang biasa digunakan adalah seperti BASIC, Pascal, Delphi, Macromedia Flash, dan sebagainya.

Dengan semakin berkembangnya hardware dan software dalam komputer sehingga menghasilkan software yang berhubungan dengan pembelajaran matematika seperti Cabri, Geogebra, Graphmatica, X Draw3, Mathaid College Algebra, Precalculus Solved, Math Mecanixs, Microsoft Math, Maple, dan masih banyak lagi.

 Namun dalam penggunaan media pembelajaran ini banyak ditemukan kendala seperti masih banyaknya guru menganggap penggunaan media itu terlalu repot, Media itu canggih dan mahal, masih banyak guru yang belum bisa menggunakan aplikasi tersebut, dll.

Ada beberapa keuntungan dan kelebihan dari pembelajaran dengan berbantuan ICT ini yaitu antara lain :

Kelebihan :
ü  Pembelajaran berbantuan ICT dapat meningkatkan motivasi siswa, hal ini dapat dilihat dari antusias
    siswa ketika belajar dengan multimedia.
ü  Pembelajaran matematika berbantuan ICT lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan afektif dan
    kognitif siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvesional.
ü Penggunakan projektor LCD sebagai salah satu perangkat komputer akan lebih mencapai sasaran
    karena perhatian siswa lebih fokus pada yang disajikan melalui projektor LCD.
ü Siswa dapat mempelajari software di rumah dengan menginstalnya terlebih dahulu.

Kekurangan :
Ø  Ketika guru menjelaskan pembelajaran matematika dengan ICT  terkadang ada peserta didik yang malah
    asik menggunakan software tersebut bahkan hanya untuk di buat main-main.
Ø  Masih ada beberapa guru yang belum paham dan mengerti cara penggunaan teknologi atau software
     matematika yang diajarkannya sesuai dengan materi ajar.
Ø  Kurang tepatnya media pembelajaran yang digunakan oleh guru/pengajar peserta didik.
Ø  Kurangnya persediaan teknologi yang mengakibatkan para peserta didik tidak dapat menggunakan ICT
     tersebut.
Ø  Pembelajaran dengan berbantuan ICT ,terutama pada lembar kerja siswa dilaboratorium komputer
    membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan media.

Berdasarkan pembahasan di atas serta uraian sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
o        E-learning menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat; dengan tujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi,akuntabilitas, dan kenyamanan belajar; dengan obyeknya adalah layanan pembelajaranyang lebih baik, menarik, interaktif, dan atraktif. Hasil akhir yang diharapkan adalahpeningkatan prestasi dan kecakapan akademik peserta didik serta pengurangan biaya,waktu, dan tenaga untuk proses pembelajaran.
o       Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengajaran matematika sangat diperlukan  oleh para tenaga pendidik khususnya bidang studi matematika untuk mempermudah penyampaian materi  kepada peserta didik, dan memberikan hasil yang lebih akurat, cepat, serta dapat divisualisasikan, sehingga menarik perhatian  dan minat  peserta didik  dalam belajar.
o      Dapat mengembangkan kompetensi guru di bidang ICT.
o      Mengembangkan ICT dengan belajar mandiri, kreatif dan inovatif pada peserta didik.


Kesimpulan secara keseluruhan dari hasil penelitian matematika berbantuan ICT maka hasil ketercapaian siswa lebih baik dibandingkan ketercapaian peserta didik dengan pembelajaran tanpa berbantuan ICT. Demikian juga dengan minat dan sikap  peserta didik  baik terhadap pelajaran matematika, proses pembelajarannya ,maupun hal lain yang berhubungan dengan matematika ,maupun proses pembelajarannnya.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar